Silaturahmi Tokoh, Elemen Perubahan Berlangsung Aman
Jakarta, Indonesiatimes.net,
Sepuluh tahun, elite dan elemen rakyat merasa dikekang akan ketidakpastian hidup bernegara serta terjebak dalam dugaan berbagai skenario kejahatan politik kotak-kotak.
Di penghujung masa jabatan penguasa, mungkin inilah saatnya bangkit dan saling berangkulan untuk menegakan harapan keadilan.
Prof. Din Syamsudin, Abraham Samad, Refly Harun dan sejumlah tokoh menggelar diskusi membahas perjalanan pemerintah selama satu dekade di Aljazera Signature Restoran & Lounge, Jl. Johar No. 8, Kb. Sirih, Kec. Menteng Jakarta. (01/10/2024)
Diskusi membahas jalannya pemerintahan presiden selama 2 Periode ini menyudutkan mereka untuk menarik kesimpulan akan ketidakpuasan rakyat. Mereka menyerukan saatnya bergerak serentak dalam ajang silaturahim lintas tokoh dan elemen bangsa, memperkuat temali kebersamaan dengan inisiator Faizal Assegaf selaku Kritikus Politik.
“Saya berterima kasih buat rekan-rekan sekalian, sahabat-sahabat para pejuang keadilan. Atas nama inisiator acara, sangat mengapresiasi kehadiran kawan-kawan semua di acara 1 Oktober sebagai gelombang pertama konsolidasi tokoh dan elemen rakyat dalam menuntut keadilan di negeri ini,” Kata Faizal Assegaf.
Lebih lanjut, Faizal mengatakan hampir satu dekade, elit dan elemen rakyat terpasung dalam ketidakpastian bernegara dan terjebak dalam kejahatan politik kotak-kotak rezim Mulyono. Maka dari itu, kebersamaan dalam bentuk silaturahmi tokoh dan elemen bangsa harus diperkuat.
“Maka nanti kita pastikan bahwa rakyat di tanggal 20 Oktober 2024 mengadili Jokowi, karena rezim yang pimpin tidak menghadirkan apa yang menjadi harapan banyak rakyat Indonesia, seperti keadilan belakangan ini” Ujar Faizal.
Ditempat yang sama, Muhammad Said Didu mengingkan hal sama. Jokowi harus diadili.
“Jokowi perlu diadili karena ia dianggap telah menyerahkan kedaulatan negara ke oligarki, bahkan Oligarki telah mengatur negara ini” Tegas Didu.
Pengamat IRESS, Marwan Batubara menjelaskan kenapa Mulyono harus diadili, ‘Ini atas dasar komitmen terhadap Pancasila’.
Marwan mengajak yang hadir untuk bisa bersatu untuk itu. Kalau bisa malah Mulyono lengser sebelum tanggal 20 Oktober 2024.
Untuk diketahui, para tokoh yang sebagian besar diundang dan hadir yaitu, Dr. Abraham Samad (Mantan Ketua KPK), Dr. Eduardus Lemanto (Akademisi), Karni Ilyas (Presiden ILC), Amin Rais, Hariman Siregar (Indemo), Said Didu (Tokoh Nasional), Adhie Massardi (Tokoh Nasional), Roy Suryo (Pakar IT), Marwan Batubara (Petisi 100), Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo (Tokoh Nasional), Jenderal TNI (Pur) Fachrul Razi (Tokoh Nasional), Prof. Anthony Budiawan (Ekonom), Bambang Widjojanto (Mantan Tokoh KPK), Novel Baswedan (Mantan Penyidik KPK), Dr. Syahganda Nainggolan (Tokoh Nasional), Dr. Refly Harun (Pakar Hukum Tata Negara), Rahma Sarita (Praktisi Media), Ir. Sayuti Asyathri (Tokoh Nasional), Andrinof Chaniago (Tokoh Nasional), Latifina (Influencer), Wulansari Mochtar (Influencer), Olvah Alhamid (Tokoh Perempuan Papua), Prof. TB Massa Djafar (Pakar Politik), PLE Priatna (Diplomat Senior), Paskalis Da Cunha, SH (Advokat Senior). (Chris)