Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Nasional

PPP Harus Dikembalikan ke Fusi 1973 untuk Menjaga Marwah Partai

Avatar photo
43
×

PPP Harus Dikembalikan ke Fusi 1973 untuk Menjaga Marwah Partai

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

PPP Harus Dikembalikan ke Fusi 1973 untuk Menjaga Marwah Partai

 

Example 300x600

 

Jakarta, indonesiatimes.net

 

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kembali menjadi sorotan seiring
dinamika menjelang muktamar. Dalam situasi penuh ketegangan internal, Prof.
Husnan menegaskan bahwa jalan penyelamatan satu-satunya bagi PPP adalah dengan kembali ke khitah fusi 1973.

PPP lahir pada 5 Januari 1973 sebagai hasil fusi empat kekuatan Islam: NU, Parmusi, PSII, dan Perti.

Fusi ini menjadi tonggak sejarah
penting bagi politik Islam di Indonesia karena menyatukan aspirasi umat dalam
bingkai perjuangan politik nasional.

Namun menurut Prof. Husnan, saat ini PPP sedang mengalami krisis identitas dan kepemimpinan.
Konflik internal, dualisme, dan dominasi segelintir elite dinilai telah menjauhkan partai dari semangat kolektif dan musyawarah yang menjadi dasar
kelahirannya.

“PPP ini bukan milik segelintir elite, bukan pula warisan untuk diperebutkan kelompok tertentu. PPP adalah amanah sejarah dari umat Islam Indonesia. Jika kita mengkhianati semangat fusi 1973, maka kita sedang mengkhianati umat. Karena itu, saya tegaskan: PPP harus kita kembalikan ke khitahnya sebagai rumah besar umat Islam,” tegas Prof. Husnan.

Lebih lanjut, ia menyerukan kepada seluruh kader PPP untuk menjadikan muktamar sebagai momentum rekonsiliasi, bukan pertarungan.

“Gunakan momentum muktamar bukan untuk bertarung, tapi untuk bersatu. Jangan pilih pemimpin karena
kepentingan sesaat, pilihlah pemimpin dengan nurani yang tulus. Mari bersama kita tegakkan kembali marwah PPP, demi umat dan bangsa,” ujar Prof. Husnan.

Prof. Husnan juga menyatakan bahwa pemerintah yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto sebagai kepala negara dan Pembina politik agar memberikan masukan sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan konflik internal PPP, karena partai ini adalah warisan umat dan bangsa, bukan milik elite tertentu.

Di akhir pernyataannya, Prof. Husnan menegaskan, “PPP akan besar jika kembali ke khitah. Jika kita lupakan
fusi 1973, maka PPP hanya akan menjadi sejarah. Tapi jika kita rawat dan kita jaga,
insya Allah PPP akan menjadi masa depan umat.” tuturnya.

Prof. DR Ahmad Sanusi turut menjelaskan, “saya menyangkan anak-anak kami, adik-adik kami dan semua DPC, ketika Poros tengah yang muncul dan diminta oleh pemerintah untuk mengadakan Muktamar ulang, marilah kita kembali amar ma’ruf, prinsip ibadah, bermusyawarah dalam segala urusan. Jangan saling berantem”, (Chris)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *