Prisca SH: Peradi SAI Bertransformasi Menjadi Organisasi Advokat yang Adaptif, Kredibel – Buka Kesempatan Advokat Muda Terlibat
Jakarta, indonesiatimes.net
Perhimpunan Advokat Indonesia Suara Advokat Indonesia (PERADI SAI) menggelar pelantikan Dewan Pimpinan Nasional (DPN) periode 2025–2030 di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Jumat (12/9). Prosesi ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum Harry Ponto yang terpilih secara aklamasi pada Musyawarah Nasional (Munas) PERADI SAI di Bali, Juli lalu.
Sebanyak 213 advokat dari seluruh Indonesia kini resmi mengemban amanah untuk memperkuat organisasi selama lima tahun mendatang.
Dalam sambutannya, Harry Ponto selaku ketua umum DPN Peradi menegaskan bahwa tema Bersatu Menjaga Integritas, Berkarya Menegakkan Keadilan adalah komitmen nyata untuk menjaga kehormatan profesi, menjunjung tinggi etika, serta menghadirkan advokat yang benar-benar berpihak pada penegakan hukum dan keadilan masyarakat.
Agenda utama kepengurusan baru meliputi penguatan sistem pembinaan dan pengawasan etik, peningkatan kompetensi advokat melalui pendidikan berkelanjutan, transformasi digital dengan membangun platform layanan hukum yang mudah diakses publik, serta memperluas kerja sama akademik dengan universitas untuk mencetak advokat berstandar global.
Di tempat yang sama, Prisca SH menyampaikan dihadapan jurnalis Indonesia Times. Net, menyampaikan beberapa poin harapannya terhadap ketua dan pengurus yang baru, katanya:
1. Harapan terhadap Ketua dan Pengurus Baru DPN Peradi SAI:
Sebagai bagian dari komunitas profesi advokat, saya berharap Ketua dan Pengurus Baru DPN Peradi SAI dapat menjalankan amanah organisasi dengan integritas, transparansi, dan komitmen tinggi terhadap penegakan hukum serta peningkatan kualitas profesi advokat di Indonesia.
“Saya juga berharap kepengurusan baru mampu memperkuat solidaritas di antara sesama advokat, serta menjadikan Peradi SAI sebagai organisasi yang adaptif terhadap tantangan zaman. Selain itu, penting untuk memberikan ruang bagi regenerasi, inovasi, dan pembinaan berkelanjutan, agar profesi advokat semakin kuat sebagai bagian dari sistem keadilan yang independen dan berintegritas, ” ujarnya.
2. Soal Hukum yang Masih Tumpul ke Atas dan Tajam ke Bawah:
Keadilan yang hanya berpihak pada yang kuat bukanlah keadilan. Realitas ketimpangan hukum merupakan isu yang tidak bisa diabaikan.
Harapannya, Peradi SAI dapat mengambil peran dalam mendorong akses keadilan yang lebih merata, khususnya bagi masyarakat rentan.
“Harapan ini tentu menjadi harapan kita semua sebagai bagian dari penegak hukum. Namun, kita juga perlu memahami bahwa tugas utama organisasi profesi seperti Peradi SAI adalah membina dan mengawasi anggotanya, bukan menindak pelanggaran hukum oleh pejabat negara saja, karena hal tersebut merupakan domain dari aparat penegak hukum, ” tuturnya.
Lebih lanjut, meskipun demikian, organisasi profesi tetap dapat mengambil peran penting dalam membangun kesadaran hukum di masyarakat serta mendorong lahirnya budaya hukum yang lebih adil melalui kerja sama yang strategis dengan berbagai pihak.
3. Pandangan terhadap Kepemimpinan bapak Harry Ponto.
“Saya melihat kepemimpinan bapak Harry Ponto membawa semangat pembaruan yang positif. Ketua Harry Ponto adalah figur yang memiliki pengalaman panjang dan rekam jejak yang baik dalam dunia hukum dan advokasi.
Harapannya, kepemimpinan beliau mampu menjawab berbagai tantangan internal organisasi, sekaligus memperkuat posisi Peradi SAI sebagai organisasi advokat yang kredibel, inklusif, dan profesional.
“Kita tentu menunggu langkah-langkah konkret dari kepengurusan yang baru, khususnya dalam memperkuat peran advokat serta dalam membangun kepercayaan publik terhadap profesi hukum secara keseluruhan, ” ucapnya.
“Saya juga berharap di bawah kepemimpinan beliau, Peradi SAI dapat bertransformasi menjadi organisasi advokat yang adaptif, kredibel, dan menjadi mitra strategis dalam membangun sistem hukum yang lebih adil dan beradab. Termasuk membuka ruang partisipasi yang lebih aktif bagi advokat muda untuk terlibat dalam pengambilan kebijakan dan reformasi profesi, ” tutupnya. (Christian Butarbutar)
