Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Nasional

IMW 2025, Capt Asnar: Sepertinya kita Dijajah Asing

Avatar photo
87
×

IMW 2025, Capt Asnar: Sepertinya kita Dijajah Asing

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Indonesia Maritime Week 2025, Sekjend FMMI Capt. Asnar Hibul Sitompul M.Mar: Mari Perhatikan Regulasi Nahkoda Indonesia

 

Example 300x600

 

Jakarta, indonesiatimes.net

 

Pameran Indonesia Maritime Week 2025 digelar di JICC, Jakarta. Ajang ini jadi wadah kolaborasi maritim dan peluang kerja lintas negara.

Ditengah kesibukan pameran, Wasekjen Ikatan Nahkoda Niaga Indonesia ( INNI), Capt. Asnar Hibul Sitompul M.Mar hadir di pameran IMW 2025, kepada media mengatakan dia sebagai sekjen INNI dan juga Sekjend Persatuan Praktisi Maritim Indonesia, dan sebagai Wakil Ketua Umum dua, ingin merangkul semua anggota organisasi ini.

“Kita asesmen semua, praktisi maritim dan nakoda niaga supaya meningkat kesejahteraan mereka masing-masing dibidangnya. Sebab sampai sekarang masih ada pelaut kita, termasuk mereka para Nahkoda kapal kapal kecil misalnya kapal tugboat, padahal seharusnya mereka ini sudah di level kapal besar, ” katanya.

“Ini perlu dipikirkan supaya mereka bisa menyebar ke seluruh penjuru dunia, kondisi sekarang ini nahkoda-nahkoda kita yang tangguh lebih banyak bekerja dan menyebar di luar negeri dari pada di dalam negeri. Hal ini terjadi bukan karena jumlah sekolah perkapalan dan pelayanan kita terlalu banyak atau berlebih, tidak begitu, tapi karena tenaga kerja Indonesia dalam hal ini nahkoda bukan untuk negara kita sendiri,” tuturnya.

Menurut Asnar sudah sejak jaman dulu para nahkoda Indonesia bekerja di luar negeri. Artinya nahkoda kita memiliki daya saing internasional. Dan kualitasnya selalu mendapat acungan jempol oleh perusahaan luar negeri. Inilah yang menjadi masalah saat ini.

“Apa dikata sekarang, mekanisme cara kerja penerimaan para nahkoda antar negara sekarang tidak begitu jelas. Kerjasama perusahaan-perusahaan pelayaran itu dengan negara-negara Asia dan kapal-kapal kita sekarang banyak yang tidak seperti tahun 70an dimana kapal dari Indonesia gencar ke Eropa, dari Indonesia ke Amerika, dari Indonesia ke Asia – semua keliling, ” tambahnya.

Lebih lanjut, namun kalau kita lihat sekarang kayaknya hanya dari Indonesia ke Singapura dari Singapura baru disuplai oleh kapal-kapal lain, ini bagaimana? Perlu kita pikirkan. Apakah regulasinya yang kurang kuat atau bagaimana? Saya kira kalau terkait regulasi kita mengikuti IPO regulation.

“Pada tahun 2019 saya pernah mengikuti IMO ke London, kalau soal regulasi saya kira tidak. Mungkin kita ini masih kayaknya dijajah. Maka saya setuju acara seperti ini kita perlu dilakukan setahun sekali. Agar kita bisa menatar atau mengatur kondisi kita ini sudah dilihat dimana kita sekarang. Apalagi Presiden Prabowo Subianto sangat konsen pada dunia kemaritiman kita.”

“Bagaimana kita memikirkan ke arah sana. Ini juga tugas nahkoda Indonesia untuk mengetahui semua dan kesempatan-kesempatan itu untuk memberikan masukan-masukan nanti kepada menteri Perhubungan, Menko infrastruktur Pak AHY dan bahkan bisa ke bapak Presiden Prabowo. Kita beri masukan apa adanya. Jika setiap ada pertemuan-pertemuan international di IMO saya usulkan jangan hanya government (orang pemerintah saja) yang terus diundang, harus juga mengundang para Asosiasi,” ucap Capt. Asnar.

Masih kata Capt. Asnar, tapi harus ada orang Asosiasi kita turut menghadiri pertemuan skala besar atau nasional atau bahkan skala internasional. Kita liat selama ini hanya orang pemerintah saja. Sebagai orang yang lama di navigasi Perhubungan saya juga merasa kesal tentang alur laut kepulauan Indonesia dan selat sebenarnya ada 4 di Indonesia yaitu: selat sunda, selat Karimata, selat ambon di utara dll.

Capt. Asnar melihat apa yang bisa diperbuat di daerah alur laut ini dan untuk kepentingan orang yang berlayar disana, tetapi memang disaat bersamaan harus ada income ke pemerintah Indonesia.

“Kita harus saling mendukung. Praktisi Maritim tugasnya adalah melihat semua proses Maritime itu dimana yang lancar dan dimana yang tidak. Peraturan-peraturan mana yang perlu kita bereskan. Marilah kita bergegas untuk memperkuat kebersamaan International. Tugas Kami juga menyambut semua ekosistem kemaritiman Indonesia ini agar bisa kerjasama sesama Master/Nakhoda, Officer/ Perwira dan ABK/Crews.
Supaya ketika kita kerja di kapal luar negeri mereka tidak bisa sewenang-wenang. Namun belakangan ini Kepedulian terhadap Crews/ABK, terus kita tingkatkan.” tutup Capt. Asnar Hibul Sitompul M. Mar.

Untuk diketahui, Capt.Asnar Hibul Sitompul M.Mar. juga menjabat sebagai Waketum II Praktisi Maritim Indonesia (Pramarin), Sekjen Forum Masyarakat Maritim Indonesia (FMMI), Asesor & Pengarah di LSP (Lembaga Sertifikasi dan Profesi) di Translog (Transportasi dan Logistik), serta di LSP Peltara (Pelabuhan Nusantara), Bendahara di Indonesia Maritime Ocean Watch (IMO Watch). (Christian butar-butar)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *